Bagian 1 Daya Tarik Bekerja di Jepang dan Perasaan Saat Mengikuti Seminar JCWG

Bagian 1 Daya Tarik Bekerja di Jepang dan Perasaan Saat Mengikuti Seminar JCWG

Beberapa waktu lalu, kami telah mengadakan “Bagi Anda yang bermimpi bekerja di Jepang suatu hari kelak: diskusi jujur seputar bekerja di Jepang oleh para warga asing yang tinggal di Jepang.” Dalam rekaman video sesi diskusi ini, Ms. Yuko Ito (moderator) dari Advanced Research Promotion Center dan Associate Professor (Lektor Kepala) Toshifumi Suzuki dari University of Shizuoka membahas tuntas daya tarik Jepang beserta isu-isu yang harus diatasi oleh para warga asing yang bekerja di Jepang.

Contents:

Beberapa waktu lalu, kami telah mengadakan “Bagi Anda yang bermimpi bekerja di Jepang suatu hari kelak: diskusi jujur seputar bekerja di Jepang oleh para warga asing yang tinggal di Jepang.” Dalam rekaman video sesi diskusi ini, Ms. Yuko Ito (moderator) dari Advanced Research Promotion Center dan Associate Professor (Lektor Kepala) Toshifumi Suzuki dari University of Shizuoka membahas tuntas daya tarik Jepang beserta isu-isu yang harus diatasi oleh para warga asing yang bekerja di Jepang.

Ms. Ito: Pada bagian pertama ini kami mengundang Mr. Agung dari Indonesia, Ms. Tiffany dari Filipina, Ms. Tilly dari Srilanka, dan Ms. Yen dari Vietnam untuk melakukan diskusi bersama Associate Professor Suzuki dari University of Shizuoka Junior College.

Keempat tamu ini berasal dari luar bidang keperawatan di Jepang, dan berperan sebagai narasumber dalam Japan Care Worker Guide (JCWG) Online Seminar. Bagaimana kesan Anda sebagai narasumber dalam acara tersebut?

 

Mr. Agung (Indonesia): Karena ini pengalaman pertama, saya merasa gugup. Untungnya saya diizinkan menggunakan bahasa Indonesia, sehingga mampu berbicara banyak. Saya senang.

 

Ms. Tiffany (Filipina): Saya pernah menjadi narasumber, tetapi ini pertama kalinya saya mengikuti seminar daring, jadi tetap gugup meski diizinkan menggunakan bahasa asli. Saya selalu khawatir mengatakan hal yang aneh.

 

Ms. Ito: Dalam JCWG Online Seminar, kami menjelaskan kepada Anda semua tentang Specified Skilled Worker (SSW)/Pekerja Berketerampilan Khusus. Sebelum mengikuti seminar ini, apakah Anda tahu tentang SSW?

 

Ms. Yen (Vietnam): Sistem SSW ini pernah dibahas di program TV dan media sosial di Vietnam, jadi saya sudah tahu. Tetapi lewat seminar ini, saya jadi lebih paham tentangnya.

 

Ms. Tilly (Srilanka): Saya sudah mengetahui tentang sistem SSW yang ada di Jepang, dan sepengetahuan saya ujian di Srilanka baru mulai diadakan sejak Desember tahun kemarin, akhirnya sistem ini dapat diperkenalkan kepada warga Srilanka .

Saya langsung dihubungi orang-orang yang tidak saya kenal di media sosial. Sebelumnya saya tidak dapat merekomendasikan sistem ini karena ujiannya tidak tersedia di Srilanka, tetapi kini semua orang bisa mempelajari SSW lewat media sosial.

 

Ms. Ito: Di Jepang terdapat beberapa jenis status residensi, termasuk Specified Skilled Worker (SSW)/Pekerja Berketerampilan Khusus. Ada banyak orang yang berupaya meningkatkan keterampilannya sembari bekerja sebagai perawat. Bagaimana pendapat Anda tentang ini, Prof. Suzuki?

 

Prof. Suzuki: Karena saya memberi pelatihan dan edukasi kepada tenaga perawat, saya banyak memiliki kesempatan bertemu dengan mereka yang memanfaatkan sistem SSW. Sertifikasi perawat berlaku secara nasional, karenanya Anda dapat bekerja di Jepang untuk waktu lebih lama dengan status residensi sebagai perawat. Kita harapkan mereka dapat meningkatkan statusnya ke level ini.

 

Ms. Ito: Pada bagian kedua kita akan berbincang dengan mereka yang bekerja di bidang keperawatan dengan menggunakan sistem SSW dan Pelatihan Magang Teknis. Mr. Agung sudah berjumpa dengan para warga asing yang menggeluti bidang keperawatan melalui seminar daring, bagaimana pendapat Anda?

Agung (Indonesia): Saya berkesempatan berbincang lama dengan Ms. Ayu yang bekerja di Okayama. Ms. Ayu belajar bahasa Jepang bukan melalui sekolah melainkan otodidak, dan dia mampu lulus N2 (level di mana seseorang mampu berdiskusi dalam bahasa Jepang) dalam waktu setahun, menurut saya itu adalah hal yang sungguh luar biasa. Saya juga kagum karena dia datang ke Jepang bukan hanya demi dirinya sendiri, tetapi juga keluarganya.

 

Ms. Ito: Ms. Ayu akan hadir pada Bagian 2, jadi kita akan membahas hal ini lebih dalam lagi dengannya. Nah, kini mari kita mendengar tentang daya tarik bekerja di Jepang dari Anda semua.

 

Ms. Tiffany (Filipina): Dalam kebanyakan kasus, gaji di sini lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara saya, tetapi tentu ini berbeda di setiap bidang. Kita tidak akan mengalami kesulitan finansial dalam menjalani keseharian, asalkan tidak berfoya-foya. Selain itu, sebagian besar pegawai di Jepang merupakan generalis, jadi ada banyak kesempatan belajar, terutama bagi para lulusan baru. Kita dapat mengajukan transfer sekitar 6 bulan-1 tahun, ini memudahkan kita dalam meningkatkan keterampilan.

 

Ms. Tilly (Srilanka): Sejauh ini saya pernah bekerja di dua tempat, dan saya tidak merasa adanya diskriminasi terhadap warga asing, malahan saya selalu merasa terbantu. Selama patuh kepada aturan dan cara kerja orang Jepang, saya rasa kita takkan mengalami hal buruk. Menurut saya, keuntungan terbesarnya adalah kita dapat menjalani keseharian sambil mengejar karir di negara yang aman dan tenteram.

 

Ms. Yen (Vietnam): Menurut saya, masyarakat Jepang sangat memudahkan wanita untuk bekerja. Perusahaannya taat kepatuhan dan memberikan tunjangan yang baik. Sistem asuransinya tertata baik, dan pemeriksaan kanker tersedia secara gratis. Hari liburnya lebih banyak dibandingkan Vietnam, mereka juga memberikan izin cuti bersalin dan menyusui.

 

Ms. Ito: Saya banyak mendengar keluhan dari kalangan wanita Jepang bahwa masih sulit bagi mereka untuk mencari kerja, sepertinya ini tidak berlaku bagi wanita non-Jepang, ya. Kami masih harus terus mengupayakan sebuah sistem yang memudahkan seseorang mencari kerja, baik bagi pria maupun wanita.

 

Prof. Suzuki: Anda semua telah menyebutkan kekhawatiran yang dirasakan oleh warga asing saat bekerja di Jepang. Selain pastinya soal gaji, hal terpenting untuk diketahui apakah itu adalah tempat kerja yang baik bagi warga asing. Di Jepang, kita berfokus kepada “jalur karir” seperti edukasi dan pelatihan pegawai, tetapi masih banyak yang perlu dibenahi. Kami juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman bagi warga asing.

 

Ms. Ito: Terima kasih. Pada bagian pertama kita telah membahas tentang daya tarik bekerja di Jepang dan perasaan saat mengikuti seminar JCWG. Para narasumber pada bagian pertama ini juga akan tampil kembali pada Bagian 3, jadi jangan ke mana-mana. Sampai jumpa pada Bagian 2.

 

Artikel ini membahas sebagian topik dari video sesi diskusi. Video juga memuat sejumlah topik lainnya, seperti apa yang membuat para warga asing ini memutuskan datang ke Jepang, serta kesan mereka tentang Jepang. Klik di bawah untuk menonton video selengkapnya.